SEOUL (Reuters) – Korea Selatan mengatakan pihaknya mengacak jet tempur sebagai tanggapan atas intrusi ke zona identifikasi pertahanan udara oleh 19 pesawat militer Rusia dan China pada Selasa (22 Desember).
Empat pesawat tempur China memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara Korea (Kadiz) diikuti oleh 15 pesawat Rusia, menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS).
Militer Korea Selatan mengirim pesawat tempur angkatan udara untuk mengambil tindakan taktis.
Militer Korea Selatan mengatakan militer China telah memberi tahu Korea Selatan bahwa pesawatnya sedang melakukan pelatihan rutin sebelum pesawat China memasuki Kadiz.
“Insiden ini tampaknya merupakan latihan militer bersama antara China dan Rusia tetapi memerlukan analisis lebih lanjut,” kata JCS dalam sebuah pernyataan.
Kementerian luar negeri Korea Selatan menghubungi China dan Rusia dan mengatakan kepada mereka bahwa seharusnya tidak ada kekambuhan, kantor berita Yonhap melaporkan.
Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan misi itu adalah bagian dari rencana kerja sama tahunan antara China dan Rusia, “tidak ditujukan pada pihak ketiga mana pun”.
“Selama pelatihan ini, pesawat tempur China dan Rusia mematuhi hukum internasional dan tidak memasuki wilayah udara Korea Selatan,” katanya kepada wartawan.
Kementerian Pertahanan China mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah bahwa empat dari pembom H-6K mengambil bagian dalam apa yang disebutnya “patroli bersama” dengan dua pesawat Tu-95 Rusia.
Pada Juli tahun lalu, pesawat tempur Korea Selatan melepaskan ratusan tembakan peringatan ke arah pesawat militer Rusia dalam patroli udara bersama dengan China, ketika mereka memasuki wilayah udara Korea Selatan.
Korea Selatan dan Jepang, yang keduanya mengacak jet untuk mencegat patroli pada saat itu, menuduh Rusia dan China melanggar wilayah udara mereka. Rusia dan China membantahnya.
Leave a Reply