JAKARTA – Dengan lambatnya pengembangan uji klinis fase tiga kandidat vaksin Covid-19, Indonesia mengatakan telah meminta data dari Brasil, di mana uji coba serupa berjalan lancar.
Ia mengharapkan untuk menerima data keamanan dan kemanjuran pada CoronaVac perusahaan China Sinovac Biotech pada 28 Desember, dan berharap untuk akhirnya mulai meluncurkan program vaksinasinya pada Januari.
Uji klinis fase tiga adalah tahap akhir yang harus diselesaikan oleh kandidat vaksin sebelum diberi lampu hijau untuk digunakan oleh badan pengatur di negara terkait.
BPOM, setara dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS, telah meminta data melalui Kementerian Luar Negerinya, yang kemudian berkomunikasi dengan Badan Pengawasan Kesehatan Nasional Brasil dan Sinovac, kata seorang pejabat pemerintah, yang berbicara dengan syarat anonim.
“Dalam hitungan hari setelah menerima data, BPOM dapat mengeluarkan otorisasi penggunaan darurat pada vaksin, ketika evaluasi menyeluruh dilakukan,” kata pejabat itu kepada The Straits Times.
Brasil melakukan uji klinis yang ketat pada CoronaVac Sinovac dan memulai uji coba lebih awal dari Indonesia, tambah pejabat itu.
Dr Penny K. Lukito, kepala BPOM, mengatakan bahwa mereka selalu siap untuk mengakomodasi pilihan vaksin selama telah melalui uji coba yang tepat.
“Uji klinis tidak harus dilakukan di Indonesia. Data dari negara asal vaksin dapat digunakan sebagai dasar bagi BPOM untuk mengevaluasi dan memutuskan persetujuan penggunaan darurat,” katanya pada 26 November.
Indonesia sejauh ini telah mendapatkan komitmen untuk pengiriman 189 juta dosis vaksin dari Sinovac China, Novavax dan Covax yang berbasis di Maryland, platform alokasi vaksin Covid-19 internasional yang dipimpin bersama oleh Organisasi Kesehatan Dunia.
Brasil, Indonesia, Singapura, dan Turki termasuk di antara negara-negara yang diperkirakan akan menggunakan CoronaVac sebagai bagian dari program vaksinasi mereka.
Indonesia, negara terpadat di Asia Tenggara, berencana untuk memvaksinasi 107,2 juta orang berusia antara 18 dan 59 tahun, dari populasi 270 juta. Mereka yang memiliki kondisi medis yang sudah ada atau dianggap tidak layak tidak akan dimasukkan dalam program ini.
Ia juga telah menyisihkan penyangga 15 persen untuk stok vaksinnya. Dengan masing-masing dua dosis, maka akan membutuhkan 247 juta dosis dalam persediaannya pada tahun depan.
Leave a Reply