PETALING JAYA (THE STAR/ASIA NEWS NETWORK) – Pengiriman pertama vaksin Covid-19 AstraZeneca-Oxford University ke Malaysia diharapkan pada paruh pertama tahun 2021, kata perusahaan farmasi itu.
Presiden negara AstraZeneca Malaysia Sanjeev Panchal mengatakan perusahaan akan menyediakan 6,4 juta dosis vaksin potensialnya, AZD1222, tanpa keuntungan selama periode pandemi.
“Saya berterima kasih atas bimbingan dan kepemimpinan pemerintah, dan berharap dapat memperdalam kerja sama kita untuk memerangi Covid-19.
“Apabila kerajaan, sektor swasta dan akademisi bergandengan tangan, begitu banyak yang boleh dicapai untuk melindungi kehidupan rakyat dan membina Malaysia yang lebih sih,” katanya dalam satu kenyataan pada Rabu (23 Disember
).
AZD1222 diciptakan bersama oleh Universitas Oxford dan perusahaan spin-off Vaccitech.
AstraZeneca mengatakan bahwa berdasarkan perjanjian tersebut, pihaknya akan memperluas kapasitas produksi globalnya untuk memastikan pasokan vaksin khusus untuk Malaysia.
“Ini terjadi secara paralel dengan uji klinis yang sedang berlangsung di Inggris, Amerika Serikat, Brasil, Afrika Selatan, Jepang dan Rusia.
“Hasil analisis sementara dari program Tahap III yang dilakukan oleh Universitas Oxford dengan AZD1222, peer-review dan diterbitkan di The Lancet pada 8 Desember, menunjukkan bahwa vaksin tersebut aman dan efektif dalam mencegah Covid-19 yang bergejala dan melindungi dari penyakit parah dan rawat inap,” kata perusahaan itu.
AstraZeneca mengatakan sedang mengerjakan persiapan untuk persetujuan peraturan yang cepat dan dipimpin sains dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi untuk memastikan bahwa vaksin potensial memenuhi standar keamanan tertinggi dan bahwa pengenalannya sesuai dengan peraturan perawatan kesehatan Malaysia.
Pada hari Selasa, Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengumumkan bahwa pemerintah telah menandatangani perjanjian dengan AstraZeneca untuk pengadaan tambahan 10 persen atau 6,4 juta dosis vaksin Covid-19-nya.
Tan Sri Muhyiddin mengatakan bahwa pemerintah juga sedang dalam negosiasi akhir dengan Sinovac, CanSino dan Gamaleya untuk mengamankan peningkatan pasokan vaksin untuk mencakup lebih dari 80 persen atau 26,5 juta dari total populasi negara itu.
Pemerintah sebelumnya telah menandatangani perjanjian awal dengan Covax dan Pfizer untuk pengadaan vaksin Covid-19 untuk mengamankan pasokan vaksin 30 persen dari populasi.
Leave a Reply